Jumat, 01 Juli 2011

sayang adek

hiks hiks..akio baru saja membaca sebuah tulisan seseorang...
tulisannya benar-benar bagus..
bener-bener bikin nangis...hu hu hu...*cry on*

Jadi bingung mau nulis apa..

Jyah..kenapa dari tadi musicnya kayak gini terus sih..

BGM: Akatsuki no kuruma
Singer: FictionJunction-YUUKA

Dari dulu kalo musicnya pas ini akio jadi inget banyak hal. Last time walking around me, then the time come back to the last..
Padahal penginnya mengucapkan SAYONARA saja...

Daripada ngelamun, mending kita bercerita saja yuk..
Cerita ini akan akio awali dengan sebuah peribahasa:

“dibalik sebuah dinding tempat kau berdiri, ada seseorang yang selalu memandangimu diseberang sana..”

Mungkin itu bukan peribahasa. Akio memang sengaja menciptakan peribahasa sendiri. Karena memang itulah kenyataannya. Secara harfiah, kalimat tersebut dapat ditafsirkan secara mudah. Yah, disetiap tingkah laku dan gerak gerikmu, selalu saja ada seseorang yang selalu mengawasi dan memandangimu dengan saksama. Akio juga baru tahu. Benar-benar baru tahu dan baru menyadarinya. Kesadaran yang seharusnya dimiliki oleh semua orang itu seharusnya ada sudah sejak lama. Tapi entah kenapa, akio benar-benar jahat dan tidak pernah punya perasaan untuk menyadarinya. Hiks..hiks...

Setelah sekian lama, akio baru sadar. Sebuah kesadaran yang muncul setelah melihat ada seseorang yang melakukan kebaikan dan bahkan akio belum pernah sekalipun melakukannya sampai detik ini..

Huaaaa...jahatnya aku....T_T

Aku, akhirnya harus mengucapkan terimakasih yang sedalam-dalamnya karena sudah diingatkan hal yang paling penting dalam sebuah kehidupan. Mungkin kalo dibilang, itu hanya sebuah hal yang sepele. Tapi bagiku itu adalah sebuah peringatan untukku sendiri karena aku sekalipun belum pernah dan belum pernah kepikiran untuk melakukan hal itu..sama sekalipun...T_T (tambah sedih..)

Aku bener-bener ingat saat itu hari sabtu, tapi tanggalnya akio lupa. Hari sabtu itu memang adalah hari yang khusus dimana ada sebuah acara disitu. Kebetulan aku juga ambil bagian dalam acara itu, jadi aku mengikutinya sampai akhir. Ada banyak orang yang mengikuti acara itu dan salah satunya memang dia. Tentu saja dalam sebuah acara, ada seorang yang menjadi pembicara. Dan sebagai bentuk penghargaan kami terhadap sang pembicara, kami memberikan kenang-kenangan kepada pembicara sebuah bingkisan. Sebuah bingkisan yang cantik yang ternyata berisi sebuah buku. Sebuah kebetulan memang, bingkisan yang kami sediakan itu lebih karena ada seorang pembicara yang tidak bisa datang. Dan akhirnya karena sisa bingkisan yang berisi buku itu tergeletak diatas meja.
Awalnya akio tidak tahu kalau bingkisan itu akan dilelang. Tapi setidaknya akio sudah tahu kalo bingkisan itu berisi sebuah buku yang sangat cantik berwarna hijau. Aku pun sudah berniat kalo memang tidak diberikan kepada siapa2, akio berniat membelinya. Eh, ternyata setelah selesai. Ketika aku tanyakan, ternyata bingkisan berisi buku itu sudah dimiliki orang. Waaa..perasaan dari tadi sampai sekarang, nggak ada yang lelang, kok sudah jadi milik orang..

Buku hijau itu sudah jadi milik orang. Setelah kutanyakan milik siapa. akhirnya yang punya ngaku juga. Katanya buku itu sudah jadi miliknya. Aku masih sempet berasumsi dia bohong. Mana mungkin anak laki-laki mau pakai buku kayak begituan. Soalnya biasanya yang suka buku seperti itu Cuma anak perempuan. Dan buku itu masih saja aku pegang. Tapi ketika mau pulang, diminta......

katanya..
(A: akio)
(X: orang itu)

X: “udah yang pegang2, udah selesai.”
A: “waaa....aku pengen, buat aku aja, kamu kan laki-laki masa suka sama ini.” (Aku tetep ngeles)
X: “he...ya nggak papa.”
A: “buat aku ya..” (ngeyel banget ki)
X: “itu buat adek. Aku beliin buat adek. Adek pasti seneng. Jarang2 e tak beliin kayak gini.”
A: “haaa...” (aku kaget) “kok sayang banget sama adek?” (aku sedikit tertohok)
X: “ masak sama adek nggak sayang, gimana ta?”
A: “kenapa buat adek?”
X: “lhoh, kan menyenangkan adek itu baik..he he aku kan kakak yang baik.”
A: “....” (aku semakin tertohok)

Waaaa....baru pertama kali itu aku merasa malu. Aku juga punya adek, tapi aku belum pernah kepikiran untuk membuat seneng bahkan membelikan sesuatu buat adek. Betapa egoisnya aku. Bayangkan baru pertama kali itu aku mikir, sesuatu tentang adek. Aku punya adek. Tapi aku jahat. Jarang sekali aku ngasih hadiah ke adek. Sampai adekku umur 11 tahun ini belum pernah sekalipun aku ngasih hadiah. Dan baru pada umur 19 tahun ini aku sadar bahwa adek itu adalah seseorang yang harus disayangi, dihargai, dan dicintai...

Aku baru sadar, dan benar-benar sadar. Ternyata setelah kuamati, adekku selalu memandangku, menghormatiku, sampai-sampai mencoba untuk menyukai sesuatu yang kusukai padahal dia nggak suka untuk selalu dekat denganku. Begitu bodohnya aku, kenapa baru sadar sekarang...

Dulu, ketika masih SMA, aku dan adekku tidak pernah akrab. Mungkin karena porsi untuk berinteraksi yang sedikit karena aku kalo pulang sekolah selalu menjelang magrib karena ada les. Sedangkan adek juga selalu pulang sore karena ada sekolah sore. Belum kemudian sesudah magrib, adek harus mengaji di madrasah sampai isya. Porsi waktu kami untuk bertemu hanya saat sholat isya bareng dimasjid dan makan malam saja. Setelah itu kami belajar sendiri-sendiri. Begitu sampai aku lulus SMA. Dan sampai aku kuliah pun aku masih biasa saja dengan adekku. Memang ada yang aneh dengan adek. Setiap kali aku tidak pulang, dia pasti SMS. Dan setiap kali aku pulang, pasti aku langsung disambut gembira. Aku selalu ditanya2, diceritain banyak hal tentang sekolahnya, temannya, tentang dia yang bisa masak nasi goreng sendiri, sampai ulangannya. Tapi dasar memang akio bodoh!! Aku hanya mendengarkan dengan biasa saja dan menanggapi serta sesekali memberi komentar. Dasaaaaaaar akio bodoooooh!!!!!

Akio memang benar2 bodoh..

Tapi akhirnya akio sadar. Terlambat memang, kenapa harus sadar saat itu. Tapi setidaknya aku memang harus bersyukur ada seseorang yang mengingatkanku. Seseorang yang baik yang telah memberikan kesadaran bahwa adek itu harus disayangi, diperhatikan, dan dicintai..

Aku pun mulai menyadarinya. Berangsur-angsur sadar, sampai aku perhatikan bahwa ternyata adekku sangat menyayangiku. Adekku memang baik. Saking penginnya dekat denganku, dia dirumah selalu meniru beberapa kebiasaan yang aku lakukan. Bahkan dia belajar masak nasi goreng agar nasi gorengnya enak karena dulu aku pernah bilang bahwa nasi goreng yang dia buat rasanya kurang enak....

dasaaaaaarrr....

Aku mengetahui hal itu dari ibuk, karena memang setiap aku pulang ibuk selalu cerita banyak tentang adek. Dia melakukan ini, melakukan itu dll. Aku hanya terkesima...

Ternyata memang, aku selalu dilihat, dipandang, dan diamati oleh adek. Hu hu betapa malunya aku yang nggak pernah sadar. Nggak pernah sadar kalau dirinya selalu ditiru orang..

Yah, dari saat itulah. Aku harus berubah. Kau ini seorang kakak, akio!!!!!! karena itu lakukanlah tugasmu sebagai seorang kakak. Mulai saat itu aku merubah beberapa sikap egois yang sering kulakukan. Walau memang aku masih belum bisa memberikan sesuatu yang berharga kepada adekku..Maafkan kakakmu yang bodoh ini, ya dek....

Aku nggak bakal nakalin kamu lagi dek..
Kapan2 aku diajari masak nasi goreng yang enak lagi ya...


Akio sayang adek..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Aikotoba~