Rabu, 02 November 2011

Anak-anak yang terpilih

Bismillahirrokhmanirrokhim..

Akio memang pernah ingat menulis sesuatu yang akhirnya diberi judul “menjadi anak-anak yang terpilih”. Akio sendiri memang tidak ingat kenapa harus menulis dan akhirnya menjadikan judul tersebut sebagai judulnya. Akan tetapi yang jelas adalah ada sesuatu yang benar-benar membuat akio sangat bangga telah mengenal beberapa anak-anak yang menjadi anak-anak yang terpilih.

Sesuai dengan namanya, anak-anak yang terpilih adalah bukan sembarang anak-anak. Tentu saja mereka-mereka yang terpilih akan berbeda dengan anak-anak kebanyakan. Hal ini karena mereka tidak terpilih. Oh bukan, kata yang benar adalah mereka belum dapat diberikan kapasitas dan kemampuan untuk mengemban sebuah label bertitle “anak-anak terpilih”. Menjadi anak-anak terpilih tidak hanya menjalankan peran sebagai anak-anak saja. Akan tetapi, dia juga diberi kesempatan untuk berbeda dengan anak-anak yang lain. Perbedaan yang bisa saja dilihat dari perbedaan fisik, perbedaan psikis, perbedaan kemampuan berpikir, serta perbedaan-perbedaan lainnya. Dengan kesempatan yang mereka dapat, mereka adalah anak-anak yang terpilih.

Mungkin tidak semua orang mengetahuinya, bahwa setiap orang bisa saja menjadi anak yang terpilih. Atau mungkin saja, semua orang adalah anak-anak yang terpilih. Yak! Terpilih bagi dirinya sendiri juga terpilih bagi berbagai permasalahan yang akan menjadi takdir hidupnya. Mungkin inilah definisi anak-anak terpilih yang tepat.

Siapapun pasti pernah menjadi seorang anak. Tapi belum tentu anak-anak bisa menjadi seorang dewasa. Karena itu berarti, belum tentu segala hal yang terjadi pada anak, terjadi pula pada orang dewasa. Namun, pendapat bahwa seorang anak bisa saja menjadi dewasa ternyata memang ada. Seorang anak bisa saja menjadi dewasa karena beban yang ditanggungnya. Karena memang dia adalah anak yang terpilih.

Siapapun tidak mau mengalami perbedaan dari sebuah kewajaran. Karena itu segala yang tidak wajar adalah sesuatu yang tidak mengenakkan dan tentu saja tidak ada seorangpun menginginkannya terjadi padanya. Walaupun tidak diinginkan, kalau Alloh menghendaki sesuatu itu pasti akan datang. Akio memang tidak pernah memperhatikan hal ini sejak awal. Walaupun sejak awal memang akio tahu. Tapi rasa-rasanya kalo akio memperhatikannya, pasti akan terasa sakit bagi yang memikulnya. Apalagi jika yang memikulnya adalah orang yang mungkin pada batas kewajaran adalah tidak tepat. Tidak tepat karena bukan orang dewasa. Orang yang paling tepat memikul segala permasalahan baik besar maupun kecil. Itulah orang dewasa, bukan anak kecil.

Anak-anak memang berbeda dengan orang dewasa. Anak-anak yang dibebani dengan berbagai permasalahan, akan lebih sabar dan lebih menerima daripada orang dewasa yang hanya bisa mengelak dan mengeluh saja. Itulah yang akio pelajari dari seorang anak yang menjadi anak terpilih. Dengan perbedaan fisik yang dia miliki, juga dengan perasaan psikis yang dia rasakan, tetap tidak mengurangi senyum dan tawa yang selalu ada dalam dirinya. Dia tetap menjadi anak-anak, walaupun sejatinya dalam dirinya dia sudah dewasa. Dia sudah dewasa dalam menguasai dirinya. Dia juga dewasa dalam menerima segala sakit yang ditakdirkan memilih dirinya. Bahkan dia juga dewasa dalam setiap perkataannya. Semua yang ada pada dirinya adalah sebuah kedewasaan yang sesungguhnya. Walaupun akio sendiri tidak mengetahui apa arti kata dewasa, akio tahu bahwa apa yang ada dalam anak itu adalah murni tentang sebuah kedewasaan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Aikotoba~